KONSEP DASAR KEPERAWATAN ANAK
1.
PENGERTIAN ANAK
Menurut UU RI No. IV th 1979
ttg kesejahteraan anak, disebutkan bahwa anak adalah seseorang yang belum
mencapai umur 21 tahun dan belum menikah Sedangkan menurut UU RI No. I th 1974
Bab IX ps 42 disebutkan bahwa anak yang sah adalah yang dilahirkan dalam
atau sebagai perkawinan yang sah.
Dari kedua pengertian diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa pengertian anak adalah seseorang yang dilahirkan dalam
atau sebagai perkawinan yang sah yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum
menikah.
2.
KEDUDUKAN ANAK DI INDONESIA
Di Indonesia anak dipandang sebagai
pewaris keluarga, yaitu penerus keluarga yang kelak akan melanjutkan nilai –
nilai dari keluarga serta dianggap sebagai seseorang yang bisa memberikan
perawatan dan perlindungan ketika kedua orang tua sudah berada pada tahap
lanjut usia ( jaminan hari tua ) . Anak masih dianggap sebagai
sumber tenaga murah yang dapat membantu ekonomi keluarga. Keberadaan anak
dididik menjadi pribadi yang mandiri
3.
FILOSOFI KEPERAWATAN ANAK
Perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada anak harus memahami bahwa semua asuhan Keperawatan
anak harus berpusat pada keluarga ( family center care ) dan mencegah
terjadinya trauma ( atraumatik care )
Family center care ( perawatan
berfokus pada keluarga ) merupakan unsur penting dalam perawatan
anak karena anak merupakan bagian dari anggota keluarga, sehingga
kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga., Untuk itu
keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai
konstanta tetap dalam kehidupan anak yang dapat mempengaruhi status kesehatan
anak
Sedangkan maksud dari atraumatic care adalah semua tindakan
keperawatan yang ditujukan kepada anak tidak menimbulkan trauma pada anak dan
keluarga dengan memperhatikan dampak dari setiap tindakan yg diberikan. Prinsip
dari atraumatic care adalah menurunkan dan mencegah dampak perpisahan
dari keluarga, meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada
anak, mencegah dan mengurangi cedera ( injury )
dan nyeri ( dampak psikologis ), tidak melakukan kekerasan pada anak dan
modifikasi lingkungan fisik
4.
PRINSIP KEPERAWATAN ANAK
Dalam
keperawatan anak, perawat harus mengetahui bahwa prinsip keperawatan anak
adalah :
a.
Anak bukan miniatur orang dewasa
b.
Anak sebagai individu unik & mempunyai kebutuhan sesuai tahap perkembangan
c.
Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada pencegahan & peningkatan
derajat kesh, bukan mengobati anak sakit
d.
Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada
kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam
memberikan askep anak
e.
Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak & keluarga untuk
mencegah, mengkaji, mengintervensi & meningkatkan kesejahteran dengan
menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan moral ( etik ) & aspek
hukum ( legal )
f.
Tujuan keperawatan anak & remaja adalah untuk meningkatkan maturasi /
kematangan
g.
Berfokus pada pertumbuhan & perkembangan
5.
PARADIGMA KEPERAWATAN ANAK
a.
Manusia ( Anak )
Anak baik sebagai individu maupun
bagian dari keluarga merupakan salah satu sasaran dalam pelayanan keperawatan.
Untuk dapat memberikan pelayanan keperawatan yang tepat sesuai dengan masa
tumbuh kembangnya, anak di kelompokkan berdasarkan masa tumbuh kembangnya yaitu
1.
Bayi
: 0 – 1 th
2.
Toddler
: 1 – 2,5 th
3.
Pra
Sekolah
: 2,5 – 5 th
4.
Sekolah
: 5 – 11 th
5.
Remaja
: 11 – 18 th
Terdapat perbedaan dalam
memberikan pelayanan keperawatan antara orang dewasa dan anak sebagai
sasarannya. Perbedaan itu dapat dilihat dari struktur fisik, dimana secara
fisik anak memiliki organ yang belum matur sepenuhnya. Sebagai contoh bahwa
komposisi tulang pada anak lebih banyak berupa tulang rawan, sedangkan pada
orang dewasa sudah berupa tulang keras.
Proses fisiologis juga mengalami
perbedaan, kemampuan anak dalam membentuk zat penangkal anti peradarangan belum
sempurna sehingga daya tahan tubuhnya masih rentan dan mudah terserang
penyakit. Pada aspek kognitif, kemampuan berfikir anak serta
tanggapan terhadap pengalaman masa lalu sangat berbeda dari orang dewasa,
pengalaman yang tidak menyenangkan selama di rawat akan di rekam sebagai suatu
trauma, sehingga pelayanan keperawatan harus meminimalisasi dampak traumatis
anak.
b.
Konsep Sehat Sakit
Menurut WHO, sehat adalah
keadaan keseimbangan yang sempurna baik fisik, mental, sosial, dan tidak
semata-mata hanya bebas dari penyakit atau cacad. Konsep sehat & sakit
merupakan suatu spektrum yang lebar & setiap waktu kesehatan seseorang
bergeser dalam spektrum sesuai dengan hasil interaksi yang terjadi dengan
kekuatan yang mengganggunya
c.
Lingkungan
LIngkungan berpengaruh terhadap
terjadinya suatu kondisi sehat maupun sakit serta status kesehatan.
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan berupa lingkungan Internal
dan lingkungan external . Lingkungan Internal yang mempengaruhi kesehatan
seperti tahap perkembangan, latar belakang intelektual, persepsi terhadap
fungsi fisik, faktor Emosional, dan spiritual. SEdangkan lingkungan external
yang mempengaruhi status kesehatan antara lain keluarga, sosial ekonomi,
budaya
d.
Keperawatan
Merupakan salah satu bentuk
pelayanan kesehatan yang komprehensif meliputi biologi, psikologis, social dan
spiritual yang ditujukan pada individu, keluarga, masyarakat dan kelompok
khusus yang mengutamakan pelayanan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang diberikan dalam kondisi sehat maupun sakit.
Anak sebagai individu maupun salah
satu anggota keluarga merupakan sasaran dalam pelayanan keperawatan Sehingga
perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan harus memandang anak sebagai
individu yang unik yang memiliki kebutuhan tersendiri sesuai dengan pertumbuhan
dan perkembangannya.
6.
PERAN PERAWAT DALAM KEPERAWATAN ANAK
a.
Pemberi perawatan
Merupakan peran utama perawat yaitu
memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga,kelompok atau
masyarakat sesuai dengan masalah yang terjadi mulai dari masalah yang
bersifat sederhana sampai yang kompleks. Contoh peran perawat sebagai pemberi
perawatan adalah peran ketika perawat memenuhi kebutuhan dasar seperti memberi
makan, membantu pasien melakukan ambulasi dini.
b.
Sebagai Advocat keluarga
Sebagai client advocate, perawat
bertanggung jawab untuk memebantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan
informasi dari berbagai pemberi pelayanan daninfo rmasi yang diperlukan
untuk mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya. Peran perawat sebagai advocate keluarga dapt ditunjukkan
dengan memberikan penjelasan tentang prosedur operasi yang akan di lakukan
sebelum pasien melakukan operasi.
c.
Pendidik
Perawat bertanggung jawab dalam hal
pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan
maupun tenaga kesehatan lainya. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam
keperawatan adalah aspek pendidikan, karena perubahan tingkah laku merupakan
salah satu sasaran dari pelayanan keperawatan. Perawat harus bisa berperan
sebagai pendidik bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Memberi
penyuluhan kesehatan tentang penanganan diare merupakan salah satu contoh peran
perawat sebagai pendidik ( health educator )
d.
Konseling
Tugas utama perawat adalah
mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat
sakitnya. Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan dasar dalam perencanaan
tindakan keperawatan. Konseling diberikan kepada individu, keluarga dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman masa lalu. Pemecahan
masalah difokuskan pada; masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup sehat
(perubahan pola interaksi).
e.
Kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien,
keluarga, team kesehatan lain berupaya mengidentfikasi pelayanan kesehatan yang
diperlukan termasuk tukar pendapat terhadap pelayanan yang diperlukan klien,
pemberian dukungan, paduan keahlian dan ketrampilan dari berbagai professional
pemberi palayanan kesehatan. Sebagai contoh, perawat berkolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan diet yang tepat pada anak dengan nefrotik syndrome.
Perawat berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan dosis yang tepat untuk
memberikan Antibiotik pada anak yang menderita infeksi
f.
Peneliti
Seorang perawat diharapkan dapat
menjadi pembaharu (innovator) dalam ilmu keperawatan karena ia memiliki
kreativitas, inisiatif, cepat tanggap terhadap rangsangan dari lingkunganya.
Kegiatan ini dapat diperoleh diperoleh melalui penelitian. Penelitian, pada
hakekatnya adalah melakukan evalusai, mengukur kemampuan, menilai, dan
mempertimbangkan sejauh mana efektifitas tindakan yang telah diberikan.
Dengan hasil penelitian, perawat dapat mengerakan orang lain untuk berbuat
sesuatu yang berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan aspirasi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Oleh karena itu perawat dituntut untuk selalu
mengikuti perkembangan memanfaatkan media massa atau media informasi lain dari
berbagai sumber. Selain itu perawat perlu melakukan penelitian dalam rangka
mengembagkan ilmu keperawatan dan meningkatkan praktek profesi keperawatan.
7.
LINGKUP PRAKTEK KEPERAWATAN ANAK
Menurut, Gartinah, dkk ( 1999),
Lingkup praktek keperawatan anak merupakan batasan asuhan keperawatan
yang diberikan pada klien anak usia 28 hari sampai usia 18 th atau BBL (
Bayi Baru Lahir ) sampai usia 12 th. Sedangkan Sularso ( 1993 )
memberikan penjelaskan bahwa asuhan keperawatan anak meliputi
tumbang anak yang mencakup ASAH ( stimulasi mental ), ASIH ( Kasih
sayang ), ASUH ( pemenuhan kebutuhan fisik )
Peran dan Fungsi Perawat dalam
Keperawatan Anak
Peran adalah tingkah laku yang
diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu
sistem peran. Secara ringkas Peran dapat diartikan sebagai tingkah laku yang
diharapkan. Sedangkan fungsi mempunyai arti dan pengertian tugas yang
dilaksanakan sesuai dengan peran perawat.
Perawat
mempunyai peran dan fungsi yang komplek dan komprehensif dalam dunia kesehatan.
Terkait dengan kesehatan anak, maka peran dan tingkah laku yang diharapkan dari
seorang perawat antara lain sebagai berikut:
•
Sebagai
pelaksana pelayanan perawatan
•
Pendidik
•
Peneglola
dalam bidang pelayanan perawatan dan institusi pendidikan keperawatan
• Sebagai evaluator/peneliti
Fungsi/Tugas Perawat Professional
Ada
3 fungsi utama perawat professional
•
Fungsi
mandiri (independent) yaitu melakukan tugas-tugas sesuai dengan otonomi dan
kewenangannya.
•
Fungsi
tergantung (dependent) yaitu saling tergantung dengan sejawat lain dimana
fungsi-fungsi ini dikerjakan atu dilakukan atas peran profesi lain
• Fungsi kolaborsi (interdependent)
yaitu mengadakan rujukan atau konsultasi ke profesi lain untuk bantuan asuhan
kesehatn/perawatan/pelayanan kesehatan.
Ada
dua peran utama perawat yang sudah banyak dilaksanakan, yaitu:
•
Pelaksana
pelayanan perawatan kepada anak balita, pra sekolah, masa sekolah
• Peran sebagai perawat pengelola
yaitu mengelola pelayanan keperawatan anak.
Apa saja fungsi dan peran perawat di
instansi pelayanan kesehatan baik di Rumah Sakit atau Puskesmas? Berikut ini
adalah deskripsi yang menunjukkan peran dan fungsi perawat di Rumah Sakit dan
Puskesmas
Peran
dan Fungsi Perawat di Rumah Sakit:
•
Peran
sebagai pelaksana pelayanan kesehatan, Perawat mempunyai fungsi: Menyiapkan
fasilitas dan lingkungan poliklinik untuk memudahkan pelayanan, Pengkajian,
Pelaksana, yaitu melakukan tindakan darurat ketika diperlukan, Melaksanakan
pencatatan dan pelaporan sesuai sistem yang berlaku
• Peran sebagai perawat pengelola,
perawat berfungsi: Pembibimbing pekerja kesehatan atau peserta didik yang
sedang melakukan praktek, Mengawasi pemeliharaan buku register dan kartu
pasien, Menyusun permintaan kebutuhan alat, obat dan bahan yang
diperlukan.
Peran
dan Fungsi Perawat di Puskesmas:
•
Peran
sebagai pelaksana pelayanan kesehatan, perawat mempunyai fungsi: Mengkaji
kebutuhan dan status kesehatan pasien yang datang ke puskesmas, Melakukan
tindakan darurat, Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan mengenai
pelaksanaan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
• Peran sebagai pengelola, perawat
mempunyai fungsi: Membimbing prakarya RT, pelaksanaan program KIA, Membantu
dalam administrasi pasien
Peran dan fungsi perawat di Posyandu :
•
Peran
sebagai pelaksana pelayanan perawatan, perawat mempunyai fungsi: Memberi
imunisasi kepada ibu, bayi dan balita, Melaksanakan penyuluhan kepada pasien,
Melaksanakan rujukan, Melaksanakan pencatatan dan pelaporan mengenai pelayanan
posyandu
• Peran sebagai pengelola, perawat
mempunyai fungsi: Melatih dan membina kader kesehatan dalam pelaksanaan tugas
di posyandu
A. Peran
Perawat
Menurut
konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari :
1.
Sebagai pemberi asuhan keperawatan
Peran
ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar
manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan. Pemberian
asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
2.
Sebagai advokat klien
Peran
ini dilakukan perawat dalam membantu klien & kelg dalam menginterpretasikan
berbagai informasi dari pemberi pelayanan khususnya dalam pengambilan
persetujuan atas tindakan keperawatan. Perawat juga berperan dalam
mempertahankan & melindungi hak-hak pasien meliputi :
-
Hak atas pelayanan sebaik-baiknya
-
Hak atas informasi tentang penyakitnya
-
Hak atas privacy
-
Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
-
Hak menerima ganti rugi akibat kelalaian.
3.
Sebagai educator
Peran
ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan
perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
4.
Sebagai koordinator
Peran
ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi
pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi pelayanan kesehatan
dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
5.
Sebagai kolaborator
Peran
ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari
dokter, fisioterapi, ahli gizi dll dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan.
6.
Sebagai konsultan
Perawat
berperan sebagai tempat konsultasi dengan mengadakan perencanaan, kerjasama,
perubahan yang sistematis & terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan
7.
Sebagai pembaharu
Perawat
mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis & terarah
sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan
B. Fungsi Perawat
1.
Fungsi Independen
Merupakan
fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam
melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam
melakukan tindakan untuk memenuhi KDM.
2.
Fungsi Dependen
Merupakan
fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari
perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Biasanya dilakukan
oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat
pelaksana.
3.
Fungsi Interdependen
Fungsi
ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara
tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan
membutuhkan kerjasama tim dalam pemebrian pelayanan. Keadaan ini tidak dapat
diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya.
Keperawatan
adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko – sosial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada
individu, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh
daur kehidupan manusia.
Keperawatan
merupakan ilmu terapan yang menggunakan keterampilan intelektual, keterampilan
teknikal dan keterampilan interpersonal serta menggunakan proses keperawatan
dalam membantu klien untuk mencapai tingkat kesehatan optimal.
Kiat
keperawatan (nursing arts) lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk
memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam
arti menggunakan kiat – kiat tertentu dalam upaya memberikan kenyaman dan
kepuasan pada klien. Kiat – kiat itu adalah :
1.
Caring , menurut Watson (1979) ada
sepuluh faktor dalam unsur – unsur karatif yaitu : nilai – nilai humanistic –
altruistik, menanamkan semangat dan harapan, menumbuhkan kepekaan terhadap diri
dan orang lain, mengembangkan ikap saling tolong menolong, mendorong dan
menerima pengalaman ataupun perasaan baik atau buruk, mampu memecahkan masalah
dan mandiri dalam pengambilan keputusan, prinsip belajar – mengajar, mendorong
melindungi dan memperbaiki kondisi baik fisik, mental , sosiokultural dan spiritual,
memenuhi kebutuhan dasr manusia, dan tanggap dalam menghadapi setiap perubahan
yang terjadi.
2.
Sharing artinya perawat senantiasa
berbagi pengalaman dan ilmu atau berdiskusi dengan kliennya.
3.
Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk
meningkatkan rasa nyaman klien.
4.
Crying artinya perawat dapat menerima
respon emosional diri dan kliennya.
5.
Touching artinya sentuhan yang bersifat
fisik maupun psikologis merupakan komunikasi simpatis yang memiliki makna
(Barbara, 1994)
6.
Helping artinya perawat siap membantu
dengan asuhan keperawatannya
7. Believing in others artinya perawat meyakini
bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan untuk selalu meningkatkan
derajat kesehatannya.
8.
Learning artinya perawat selalu belajar
dan mengembangkan diri dan keterampilannya.
9.
Respecting artinya memperlihatkan rasa
hormat dan penghargaan terhadap orang lain dengan menjaga kerahasiaan klien
kepada yang tidak berhak mengetahuinya.
10. Listening artinya mau mendengar keluhan kliennya
11.
Feeling artinya perawat dapat menerima,
merasakan, dan memahami perasaan duka , senang, frustasi dan rasa puas klien.
13.
Accepting artinya perawat harus dapat
menerima dirinya sendiri sebelum menerima orang lain
Sebagai
suatu profesi , keperawatan memiliki unsur – unsur penting yang bertujuan
mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan yaitu respon manusia sebagai
fokus telaahan, kebutuhan dasar manusia sebagai lingkup garapan keperawatan dan
kurang perawatan diri merupakan basis intervensi keperawatan baik akibat
tuntutan akan kemandirian atau kurangnya kemampuan.
Keperawatan
juga merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat terapeutik atau kegiatan
praktik keperawatan yang memiliki efek penyembuhan terhadap kesehatan (Susan,
1994 : 80).
Di
usia dua tahun ini, perkembangan seorang anak mulai berkembang dengan pesat. Si
kecil pun sudah mulai lasak meski masih dalam batas-batas kemampuannya.
1. Usia 13-14 Bulan:
Kemampuan:
- Mampu mengucapkan kata dan bahasa tubuh saat mengutarakan sesuatu.
- Meniru apa yang membuatnya tertarik.
- Bisa berdiri dan berjalan beberapa langkah tanpa dibantu.
2. Usia 15 Bulan:
- Belajar menggunakan sendok.
- Senang memainkan makanan dengan jarinya.
- Suka corat coret.
- Meniru tingkah orang lain.
- Mulai senang berkumpul dengan anak-anak sebaya.
Perilaku usia 13-15 bulan:
- Berjalan.
- Menggunakan peralatan seperti sikat gigi dan sisir, memegang botol, lebih gampang dipakaikan baju.
- Mengucapkan 4-6 kata yang dapat dimengerti, mengenali nama dan menunjuk ke orang yang ia kenal, tertawa saat melihat gambar lucu.
- Mulai mempelajari cara mencocokkan sesuatu.
- Mendorong dan menarik mainan ketika berjalan, melempar bola, permainan dengan menyentuh, mengosongkan laci dan mengambil isinya, menjelajahi bahu ayah, berbicara pada mainan, meniru suara binatang.
3. Usia 16-18 bulan
Kemampuan:
- Mampu merespon perintah.
- Belajar menyusun balok-balok.
- Belajar membuka bajunya sendiri.
- Senang memanjat.
- Larinya mulai kencang.
Perilaku:
- Mengerti bahasa sederhana, mengendarai mainan beroda empat, mencoba menendang bola walau sering meleset, membuka laci, menurut ketika dipakaikan baju, mengonsumsi makanan berkuah.
- Mengatakan 10-20 kata yang bisa dimengerti.
- Mengamati bermacam bentuk, mengenali gambar di buku.
- Berlari walau kadang-kadang terjatuh.
- Mendorong kereta mainan, mengetukkan palu karet mainan, melakukan permainan bagian-tubuh "mana hidung", menari seirama dengan musik, memutar dan menekan kenop, bermain cilukba dan berkejaran.
Waspada Apabila:
Belum bisa berkata setidaknya 15 kata.
4. 19-20 Bulan:
- Mulai melempar bola meski masih lemah.
- Sudah mampu mengetahui arah datangnya suara.
5. 21 Bulan:
- Mengenal kata-kata lebih banyak.
- Mulai senang merambati tangga.
6. 22 Bulan:
- Kosa katanya sudah hampir 200 kata.
- Waktu tidurnya antara 10-12 jam, termasuk tidur siang.
7. 23 Bulan:
- Mulai mampu menyusun balok lebih banyak.
- Belajar mengenakan bajunya sendiri.
- Mengenali nama-nama bagian tubuh.
8. 24 Bulan:
- Mampu membuat kalimat pendek.
- Mulai bisa diajak toilet training.
Perilaku usia 19-24 bulan:
- Lancar berjalan dan berlari, bisa memanjat keluar dari ranjangnya, membuka pintu, menaiki tangga tanpa bantuan.
- Mengerti bahasa sehari-hari.
- Membuka bungkusan, mencuci tangan, duduk di kursi tanpa bantuan.
- Mengatakan 20-25 kata yang bisa dimengerti.
- Mencari tahu segala sesuatu sebelum melakukannya, menggambar lingkaran, membuat garis, mengerti dua perintah sekaligus.
- Menarik kereta mainan, membantu di dalam rumah, berjungkir balik, berdiri di atas pijakan, menggunakan rak, meja, dan kursinya sendiri untuk bermain, "membaca" buku bergambar sambil membalik-balik halaman.
Waspada Apabila:
- Belum bisa berjalan.
- Setelah bisa berjalan, berjalannya abnormal.
- Belum bisa merangkai kalimat dari dua kata.
- Belum tahu fu
1. Usia 13-14 Bulan:
Kemampuan:
- Mampu mengucapkan kata dan bahasa tubuh saat mengutarakan sesuatu.
- Meniru apa yang membuatnya tertarik.
- Bisa berdiri dan berjalan beberapa langkah tanpa dibantu.
2. Usia 15 Bulan:
- Belajar menggunakan sendok.
- Senang memainkan makanan dengan jarinya.
- Suka corat coret.
- Meniru tingkah orang lain.
- Mulai senang berkumpul dengan anak-anak sebaya.
Perilaku usia 13-15 bulan:
- Berjalan.
- Menggunakan peralatan seperti sikat gigi dan sisir, memegang botol, lebih gampang dipakaikan baju.
- Mengucapkan 4-6 kata yang dapat dimengerti, mengenali nama dan menunjuk ke orang yang ia kenal, tertawa saat melihat gambar lucu.
- Mulai mempelajari cara mencocokkan sesuatu.
- Mendorong dan menarik mainan ketika berjalan, melempar bola, permainan dengan menyentuh, mengosongkan laci dan mengambil isinya, menjelajahi bahu ayah, berbicara pada mainan, meniru suara binatang.
3. Usia 16-18 bulan
Kemampuan:
- Mampu merespon perintah.
- Belajar menyusun balok-balok.
- Belajar membuka bajunya sendiri.
- Senang memanjat.
- Larinya mulai kencang.
Perilaku:
- Mengerti bahasa sederhana, mengendarai mainan beroda empat, mencoba menendang bola walau sering meleset, membuka laci, menurut ketika dipakaikan baju, mengonsumsi makanan berkuah.
- Mengatakan 10-20 kata yang bisa dimengerti.
- Mengamati bermacam bentuk, mengenali gambar di buku.
- Berlari walau kadang-kadang terjatuh.
- Mendorong kereta mainan, mengetukkan palu karet mainan, melakukan permainan bagian-tubuh "mana hidung", menari seirama dengan musik, memutar dan menekan kenop, bermain cilukba dan berkejaran.
Waspada Apabila:
Belum bisa berkata setidaknya 15 kata.
4. 19-20 Bulan:
- Mulai melempar bola meski masih lemah.
- Sudah mampu mengetahui arah datangnya suara.
5. 21 Bulan:
- Mengenal kata-kata lebih banyak.
- Mulai senang merambati tangga.
6. 22 Bulan:
- Kosa katanya sudah hampir 200 kata.
- Waktu tidurnya antara 10-12 jam, termasuk tidur siang.
7. 23 Bulan:
- Mulai mampu menyusun balok lebih banyak.
- Belajar mengenakan bajunya sendiri.
- Mengenali nama-nama bagian tubuh.
8. 24 Bulan:
- Mampu membuat kalimat pendek.
- Mulai bisa diajak toilet training.
Perilaku usia 19-24 bulan:
- Lancar berjalan dan berlari, bisa memanjat keluar dari ranjangnya, membuka pintu, menaiki tangga tanpa bantuan.
- Mengerti bahasa sehari-hari.
- Membuka bungkusan, mencuci tangan, duduk di kursi tanpa bantuan.
- Mengatakan 20-25 kata yang bisa dimengerti.
- Mencari tahu segala sesuatu sebelum melakukannya, menggambar lingkaran, membuat garis, mengerti dua perintah sekaligus.
- Menarik kereta mainan, membantu di dalam rumah, berjungkir balik, berdiri di atas pijakan, menggunakan rak, meja, dan kursinya sendiri untuk bermain, "membaca" buku bergambar sambil membalik-balik halaman.
Waspada Apabila:
- Belum bisa berjalan.
- Setelah bisa berjalan, berjalannya abnormal.
- Belum bisa merangkai kalimat dari dua kata.
- Belum tahu fu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar